selamat datang

Ya TUHAN, Penguasa seluruh alam, Yang Maha Perkasa, Maha Kaya, Maha Bijaksana, Maha Adil, dan segala MAHA hanya milikMU, ampunkan diri kami yang sering berlaku sombong, yang sok pinter, sok tahu, sok berpengalaman dan sok-sok-an lainnya. Dengan Maha Kasih dan Maha SayangMU, kami mohon petunjuk, mohon bimbingan, dalam menjalankan tugas untuk ikut memakmurkan bumi ini, lindungilah kami dari segala godaan yang menyesatkan, hingga sering menjauh dari tugas mulia yang telah ENGKAU perintahkan. Berilah kekuatan untuk melawan kezaliman hati kami. Jauhkanlah kami dari rasa takut menderita, takut kekurangan, dan ketakutan lain yang membuat diantara kami saling membiarkan, saling menelantarkan, dan hanya mementingkan diri kami sendiri. Dengan IzinMu, kami berkumpul, bersilaturahmi di wahana ini, untuk saling mengingatkan, saling berbagi, saling membimbing diantara kami. Hindarkanlah kami dari kegemaran saling mengolok-olok, tuntunlah kami dalam kesantunan, dan kerendahan hati. Hindarkanlah diantara kami dari rasa paling benar, karena memang hanya kebenaranMu-lah yang paling hakiki.

Minggu, 20 Februari 2011

UANG TIPS bisa membunuh bisnis

Sutie Rahyono – Praktisi dan Trainer Kewirausahaan

Apa sih susahnya mengelola bisnis pencucian mobil? Bisnis yang tidak memerlukan ketrampilan tinggi ini.  Tetapi kenapa saya mengalami kebangkrutan? Apa yang salah dalam mengelola bisnis saya ini? Apakah saya tidak berbakat bisnis?  Demikian pertanyaan penuh semangat dari peserta pelatihan kewirausahaan yang pernah penulis  dampingi.

Sebenarnya memang tidak ada bisnis yang gampang, yang sering adalah orang menggampangkan.  Semua ada ilmunya, jika sudah memiliki ilmunya tentu yang sulit, agak lebih gampang menanganinya.  Tapi kalau sudah menggampangkan biasanya cenderung teledor.

Pada saat ditanyakan "apakah karyawannya merasa betah bekerja di tempat bapak? Dengan bangganya beliau menjawab ”betah dan sangat betah pak, karena saya memperlakukan mereka seperti keluarga sendiri, apa yang saya makan mereka juga ikut makan”.  Bagaimana dengan sistem penggajian dan bonus?.   Katanya di dalam usaha cuci mobil tidak biasa memberlakukan sistem gaji, tetapi sistem bagi hasil.

Pertanyaan selanjutnya saya ajukan ke “yang mengaku” mantan pebisnis pencucian mobil tersebut, “Sekarang ini dan sebelum memiliki bisnis pencucian mobil,  kalau bapak mencuci mobil kemana?    “ke tempat cucian langganan saya” jawabnya.  “pada saat bapak mencucikan  mobil bapak, apakah bapak  biasa memberi uang Tips ke karyawan yang mencuci mobil bapak?betul, saya biasa memberinya” katanya.  “Dengan tujuan apa bapak memberi uang Tips, toh sudah tercantum harga/biaya cuci mobil”.  “Yah, agar benar kerjanya, sambil sedekahlah ke (maaf) orang kecilPada saat usaha pencucian mobil bapak masih ada, pernahkah bapak memperhatikan uang tips dari para tamu seperti bapak?oh tidak, itu hak mereka saya tidak mau ikut campur, itu rejeki mereka”.

Banyak sekali kita tidak menyadari uang Tips ini bisa membunuh bisnis kita.   Karena jiwa sosial yang kita miliki, kita enggan mengaturnya, biar mereka mengaturnya sendiri.

Seperti bapak di atas, kita sering enggan mengakui bahwa, uang tips tersebut diberikan dengan harapan agar kerjanya benar, agar memuaskan sang pemberi tips.  Pemberi tips tidak sadar, bahwa untuk memuaskan sang pemberi tips tersebut, apalagi uang tipsnya sudah dikenal besar oleh karyawan (pemilik usaha biasanya tidak hafal bahkan tidak tahu), maka karyawan yang melayani akan melayani dengan habis-habisan tanpa mempedulikan sistem dan standar kerja (inipun kalau sistem dan standar kerja sudah disusun).  Waktu biasanya lebih lama, bahan yang diberikan biasanya akan lebih banyak dari mereka yang hanya memberi uang tips kecil, apalagi untuk si Pelit (julukan para karyawan untuk tamu yang tidak pernah memberikan uang tips). Alhasil yang seharusnya sehari bisa melayani 10 mobil persatuan luasan lahan usaha, kini hanya bisa melayani jauh di bawah standar.  Akhirnya pelanggan malas datang karena antrinya lama, hanya mereka yang “puas” karena uang tips-nya, yang masih setia datang.  Disinilah bisnis, karyawannya sejahtera, tetapi bisnisnya sendiri bangkrut karena pendapatannya tidak mencukupi untuk operasionalnya.

Tidak sedikit bisnis yang mengalami nasib seperti di atas.  Bisnis di bidang jasa, biasanya memiliki titik kritis seperti ini, rentan karyawan dikendalikan oleh pelanggan.  Oleh sebab itu bisnis Salon, bengkel, konsultan, harus mewaspadai kondisi ini.

Mewaspadai bukan berarti mencurigai, mewaspadainya dengan membuat sistem baku, dan standar kerja yang terukur.  Berapa lama untuk mengerjakan pekerjaan tertentu, berapa bahan yang harus diberikan per satuan pekerjaan tersebut.  Kalau bisnis seperti bisnis pencucian mobil di atas, harus ada standar waktu mencuci mobil, berapa menit mencuci, berapa menit  standar waktu untuk pengeringan, satuan samponya berapa milliliter untuk setiap mobil.  Kalau perlu samponyapun sudah di kemas dalam satuan untuk kebutuhan satu mobil.  Demikian pula untuk bisnis salon, bengkel, konsultan dan bisnis jasa lainnya.

Uang Tips memang tidak perlu diharamkan, tapi dikelola bersama.  Dikumpulkan, dicatat dan dibagi rata untuk semua, Menurut pengalaman, uang tips dan bonus bulanan (jika ada) sebaiknya dibagi dipertengahan bulan, tidak digabung dengan waktu gajian bulanan.  Dengan selang waktu, biasanya bisa mengurangi kas bon, di pertangahan atau akhir bulan yang biasa dilakukan beberapa karyawan.

Kalau sistem sudah dibangun, maka harus dijalankan dengan benar dan harus selalu dievaluasi serta diawasi,  bukan dicurigai.

1 komentar:

  1. Benar juga ya Om, namun bagaimana mengontrol atau memantau karyawan/wati apakah menerima Tips atau tidak, bisa saja memakai CCTV namun jadi tambah Capex, atau menempelkan informasi untuk tidak memberikan Tips.

    BalasHapus