selamat datang

Ya TUHAN, Penguasa seluruh alam, Yang Maha Perkasa, Maha Kaya, Maha Bijaksana, Maha Adil, dan segala MAHA hanya milikMU, ampunkan diri kami yang sering berlaku sombong, yang sok pinter, sok tahu, sok berpengalaman dan sok-sok-an lainnya. Dengan Maha Kasih dan Maha SayangMU, kami mohon petunjuk, mohon bimbingan, dalam menjalankan tugas untuk ikut memakmurkan bumi ini, lindungilah kami dari segala godaan yang menyesatkan, hingga sering menjauh dari tugas mulia yang telah ENGKAU perintahkan. Berilah kekuatan untuk melawan kezaliman hati kami. Jauhkanlah kami dari rasa takut menderita, takut kekurangan, dan ketakutan lain yang membuat diantara kami saling membiarkan, saling menelantarkan, dan hanya mementingkan diri kami sendiri. Dengan IzinMu, kami berkumpul, bersilaturahmi di wahana ini, untuk saling mengingatkan, saling berbagi, saling membimbing diantara kami. Hindarkanlah kami dari kegemaran saling mengolok-olok, tuntunlah kami dalam kesantunan, dan kerendahan hati. Hindarkanlah diantara kami dari rasa paling benar, karena memang hanya kebenaranMu-lah yang paling hakiki.

Jumat, 25 Februari 2011

Wonokairun

Ada banyolan Suroboyo, yang cukup menarik untuk kita simak.
Ceritanya begini, kakek Wonokairun datang ke warung kelontong (Mrancangan) milik bu Nyali, tetangganya.
“ Mau beli apa kek?” tanya bu Nyali dengan ramah.
“mau beli sabun Colek” jawab kakek Wonokirun.
“Ada nih,…….. memangnya sekarang nyuci sendiri ya kek? Tanya bu nyali, tetap dengan gaya ramahnya.
“Enggak sih,…….. mau buat nyuci kucing” Jawab Wonokairun santai.
“Hah……..Nyuci kucing? …….apa ngga mati kek? Bu Nyali kaget
“ Enggak,…….., habis banyak kutunya” kata Wonokairun
“Banyak kutu?, ……kan ada obat kutu kek". Bu Nyali menawarkan dagangan yang pas untuk kebutuhan kakek Wonokairun
“ Enggak usah, ini saja, temanku juga nggak apa-apa pakai sabun colek” Jawab Wonokairun yakin.
“Oh ya sudah......, ini sabunnya kek ” kata bu Nyali sambil menyerahkan  sabun dan menerima uang pembayaran.

Esok paginya Kakek Wonokairun datang  lagi ke warung bu Nyali. Kali ini mau beli kopi.
Dengan gaya sok akrabnya, bu Nyali bertanya ke kakek Wonokirun ” Gimana kucingnya kemarin kek ?’
“Matek …….” jawab kakek Wonokairun tanpa ekspresi penyesalan.
‘Mati !.......Tuh, benar kan ?.  Kemarin saya kan sudah bilang kek, kucing kok dicuci dengan sabun colek, padahal ada obat kutu” kata bu Nyali merasa benar
 “jangan sok tahu….., matinya itu bukan karena sabun colek” kata Wonokairun tak mau disalahkan .
“ memang matinya kenapa kek? Tanya bu Nyali penasaran
“Saya peres . . “jawab Wono kairun santai sambil ngeloyor bawa kopi
“diperas?............bu Nyali bengong…….”Kucing kok diperas”

Cerita di atas mengingatkan kepada kita, kalau mau bisnis, kalau mau buka usaha, jangan suka ikut-ikutan, kalau di suatu tempat  kita melihat suatu usaha maju, ramai, lalu pulang membuka usaha persis seperti yang dilihatnya.  Ingat Wonokairun, mati ujungnya.

Wonokairun ini , setiap pagi memperhatikan istrinya mencuci pakaian sambil minum kopi.  Setiap akhir pekerjaan mencucinya, selalu diakhiri dengan memeras. Makanya saat mencuci kucing, diakhiri pula dengan memerasnya. ya ...Matek.


sumber : kiriman pak Jati yang di alih bahasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar